Syukur dan Terima kasihku

Bismillahirrohmanirrohim


Wujud sentuhan jari yang lahir dari perasaan dan pikiran serta keinginan ini kupersembahkan sebagai bagian rasa syukurku pada pemberi nikmat tiada terbatas yang tak dapat ku mengingkarinya, beserta beliau-beliau yang tak dapat kulupakan, yang telah banyak berjasa secara jasmani maupun rohani. Tak lain beliau adalah Ibu Bapak tercinta, Kakak adikku tersayang, saudara dan semua anggota keluarga serta orang-orang tercinta lainnya terutama Liazzami Al Hayatulillah yang tak sempat ku bercengkrama dan kupersembahkan juga sebagai rasa aku menyayanginya yang mungkin semua ini tak berarti, namun inilah kemampuan terbesarku untuknya, yang tak dapat ku hadirkan gunung emas karena wujudku serpihan debu. Tak lupa juga kepada beliau yang paling kuhormati dan kusegani guru-guruku tercinta semoga semua ilmu yang kau berikan dapat kugunakan dengan baik.Amin.

Sungguh tiada yang dapat ku banggakan kecuali bila beliau-beliau mengingatku terutama untuk Penciptaku ; jadikan makhlukmu ini tetap dijalan-Mu, yang kuat menjalankan perintah-Mu, sabar menjauhi larangan-Mu, menerima semua pemberian-Mu dan semoga ampunan-Mu masih untukku. Amin.


Selasa, 31 Mei 2011

"Sabar itu Mutiara"

Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam terasa menusuk tubuhnya yang merah dan lembek. “Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata, “Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu.”

Si ibu terdiam, sejenak, “Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat”, kata ibunya dengan sendu dan lembut.

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

Selasa, 15 Maret 2011

Langkah dan Tatapanku

Telah jauh aku berjalan
Masihkah harus ku tempuh lebih jauh lagi
Dari sekian ku berjalan
Bukan ku tak pernah menengok ke belakang
Masa-masa itu tak kan terlupakan
Ketika pahit dan manis ku rasakan

Bukan hanya jejak hitam-putihku yang ku ingat
Dirimu dan dirinya pun tak kan terlupakan
Yang ingin ku ingat dan slalu ku ingat
Adalah kebaikan dan indahnya kalian

Dalam tangis dan do'a ku
Hanya sekelumit harapan
Di depanku kelak kembali kurasakan
Manis dan indahnya kehidupan

InsyaAllah.... Amin yarobbal'alamin.

Sabtu, 20 Maret 2010

"Tengok"

Maafkan aku sayang.... setelah sekian lama akhirnya ku tengok juga dirimu.... betapa senang diriku meski lama ku tak mencoreti dirimu.... dirimu cukup berarti bagiku meski hanya sebagai pengingat masa laluku.... dengan berbagai keadaanku engkau menerima semua coretanku... semoga aku kembali mencoreti dirimu dengan semua yang ada dalam benakku, dalam hasratku... semoga...Amin yarobbal'alamin.

Jumat, 30 Oktober 2009

" Keadaan ini "

Kau jadi ulusi dalam anganku, sisa wujudmu berbekas.
sayap cintamu menggores dinding perasaan dan tanpa sadar kau terbang tinggalkanku.
Tapi senang telah memandangmu hingga kau bebas

Sebenarnya ku tak ingin tahu siapa dia, karena dia telah menjadi bagian masa lalu dan hal masa lalu adalah yang paling jauh yang tak dapat seorangpun kembali pada waktu itu.
Biarlah dia tetap menjadi ilusi.

Rasaku tergadaikan dengan berburu cinta dan dunia yang tak kunjung ku dapat.
ia hanya sebatas pandangan yang tak dapat ku sentuh.
Terlebih lagi dirimu dan surga tak sanggup ku raih.
Semua berubah menjadi kayalan.

Bak tanaman yang telah patah dan telah layu tanpa semangat.
Berharap tetesan embun menjadi hujan yang dapat menghilangkan perasaan 'enggan hidup matipun tak mau' dan yang dapat menumbuhkan semi harapan

Entah hanya apa yang masih tersisa.
Dan sepertinya wujudkupun telah berubah dari seekor capung menjadi serpihan debu yang mudah terpental oleh angin.
Tak lagi ada penghangat dari dingin dan tak lagi ada peneduh dari matahari.
Dapatkah ku kembali tegak menatap hari esok ? Cepat bantu aku berdiri....

Jumat, 05 September 2008

" Coretan Bermakna "

seberapa berhargakah kalimat sastra
ia tidak terlalu mahal tapi sulit dicipta
ia tidak murah karena bukan barang murahan
munculnya perlu pengorbanan
seperti arang maka kayu harus terbakar
seperti air mata maka harus menangis
seperti cinta maka harus punya rasa
demikianlah sastra perlu sebab

Senin, 04 Agustus 2008

" Cinta kah? "

maksud manusia menfaatkan keadaan
berharap keadaan menjadi baik
kan tetapi ia tak sadar
caranya salah tanpa dipikirkan
alam dan mahklukpun ia buat mainan
hingga berakibat harus ia tanggung

sejarah juga tak tinggal diam
diambilnya bagian menuliskan kesalahan
tuk tunjukkan pada masa dan jaman
sebuah catatan merah dan kehinaan
gambarkan manusia penuh nafsu
yang seakan sifat salah menjadi biasa

manusia timbulkan cinta dari nafsu
dibuatnya yang jauh jadi dekat
yang berlawanan jadi persatuan
benci berubah sayang

cara apapun ia lakukan tuk cinta
sekalipun jahat tuk tak kehilangan cinta
tanpa sadar hasil nafsu adalah nista
tapi cinta adalah suci rahmat tuhan
hingga lahirkan rasa tak mau dipisahkan

" Obyek itu "

ketika keadaanku beku
ku kehilangan yang kusayangi
ia berharga sekalipun tak kucintai
ia berarti sekalipun tanpa perhatianku
ia pergipun dengan tanpa kumarahi

saat kuarungi laut menuju pelabuan
kubutuh angin tapi bukan badai
angin yang hanya membawa kedamaian
hingga dapat membuatku nyaman dan aman
yang menunjukkanku ke arah yang benar

kutau awakku penuh kekurangan
tak pantas kudapat angin kedamaian
sekalipun hanya tunjukkan arah
lebih-lebih untuk teman perjalanan
bebanku banyak hingga kurasa beku

mungkin ada obyek lain yang membantu
setidaknya menyalakan api semangat
sebagai penantian panggilan-Nya
kuingin persembahkan diriku sebenarnya