Syukur dan Terima kasihku

Bismillahirrohmanirrohim


Wujud sentuhan jari yang lahir dari perasaan dan pikiran serta keinginan ini kupersembahkan sebagai bagian rasa syukurku pada pemberi nikmat tiada terbatas yang tak dapat ku mengingkarinya, beserta beliau-beliau yang tak dapat kulupakan, yang telah banyak berjasa secara jasmani maupun rohani. Tak lain beliau adalah Ibu Bapak tercinta, Kakak adikku tersayang, saudara dan semua anggota keluarga serta orang-orang tercinta lainnya terutama Liazzami Al Hayatulillah yang tak sempat ku bercengkrama dan kupersembahkan juga sebagai rasa aku menyayanginya yang mungkin semua ini tak berarti, namun inilah kemampuan terbesarku untuknya, yang tak dapat ku hadirkan gunung emas karena wujudku serpihan debu. Tak lupa juga kepada beliau yang paling kuhormati dan kusegani guru-guruku tercinta semoga semua ilmu yang kau berikan dapat kugunakan dengan baik.Amin.

Sungguh tiada yang dapat ku banggakan kecuali bila beliau-beliau mengingatku terutama untuk Penciptaku ; jadikan makhlukmu ini tetap dijalan-Mu, yang kuat menjalankan perintah-Mu, sabar menjauhi larangan-Mu, menerima semua pemberian-Mu dan semoga ampunan-Mu masih untukku. Amin.


Jumat, 30 Oktober 2009

" Keadaan ini "

Kau jadi ulusi dalam anganku, sisa wujudmu berbekas.
sayap cintamu menggores dinding perasaan dan tanpa sadar kau terbang tinggalkanku.
Tapi senang telah memandangmu hingga kau bebas

Sebenarnya ku tak ingin tahu siapa dia, karena dia telah menjadi bagian masa lalu dan hal masa lalu adalah yang paling jauh yang tak dapat seorangpun kembali pada waktu itu.
Biarlah dia tetap menjadi ilusi.

Rasaku tergadaikan dengan berburu cinta dan dunia yang tak kunjung ku dapat.
ia hanya sebatas pandangan yang tak dapat ku sentuh.
Terlebih lagi dirimu dan surga tak sanggup ku raih.
Semua berubah menjadi kayalan.

Bak tanaman yang telah patah dan telah layu tanpa semangat.
Berharap tetesan embun menjadi hujan yang dapat menghilangkan perasaan 'enggan hidup matipun tak mau' dan yang dapat menumbuhkan semi harapan

Entah hanya apa yang masih tersisa.
Dan sepertinya wujudkupun telah berubah dari seekor capung menjadi serpihan debu yang mudah terpental oleh angin.
Tak lagi ada penghangat dari dingin dan tak lagi ada peneduh dari matahari.
Dapatkah ku kembali tegak menatap hari esok ? Cepat bantu aku berdiri....